~
FANFICTION AREA ~
MELODY
Pair : YamaChii
Main Cast :
-
Hey! Say! JUMP member
Rating : PG-15
Genre : Romance, Music, Happy
Disclaimer : Johnny’s Entertainment inc.
Language : Indonesian
Switch Gender :
-
Arioka Daiki a Girl
-
Chinen Yuri a Girl ( Nakajima Yuri )
-
Okamoto Keito a Tomboy Girl
-
Inoo Kei a Girl
Synopsis :
Seorang
gadis yang mempunyai kegemaran menarikan jari-jarinya di atas tuts piano, Nakajima
Yuri, seorang gadis berumur delapan belas tahun yang saat sekolah tak pernah
absen ke ruang musik, sekaligus jika ekstrakulikuler musik libur.
Hidupnya
yang tidak terlalu dekat dengan lawan jenis pun bertemu dengan seorang
laki-laki yang sangat membenci suara alunan musik. Saat berpapasan atau bertemu
dengan laki-laki tersebut mereka tak akan lupa melontarkan kalimat ejekan satu
sama lain.
Mampukah
Yuri membuat laki-laki tersebut jatuh hati pada dunia musik ? Atau .. Membuat laki-laki
tersebut semakin membenci dirinya ?
.
.
.
.
.
.
.
.
“ A Sweet Melody.. Her
breath. “
MELODY
PART I
Gadis
berambut pendek yang sama dengan tingginya sedang membuka halaman demi halaman
buku musik yang ia pegang. Melihat satu per satu nama lagu dan tangga lagu yang
akan ia mainkan.
Sraakk.. Srakk..
Gadis tersebut
bimbang memilih lagu yang akan ia mainkan, semuanya sudah pernah ia coba dan ia
akan memainkannya ulang tetapi ia bingung hendak memilih yang mana, lebih tepatnya lagu yang saat ini sesuai
dengan hatinya.
“Yatta!” Seru gadis tersebut pada
akhirnya lalu menaruh buku lagu yang ia bawa di atas piano dengan keadaan
terbuka.
Gadis
tersebut mulai memposisikan duduknya tepat di depan piano yang besar. Duduk
tegap dengan menyisakan beberapa jarak antara piano dan tempat duduk, lalu
memposisikan kedua tangannya di atas tuts piano dengan kedua tangan sedikit di
tekuk membentuk sudut tumpul.
Deng deng deng… Ting ting.. Deng deng..
Jemarinya yang
lentik menari dengan lincah seolah sudah terlatih sangat professional.
Memainkannya dengan perasaan dan mendalami irama melodi piano yang dimainkan.
Bagi gadis tersebut, dentingan piano adalah melodi terindah yang ia dengar.
Tuts
demi tuts piano menghasilkan nada yang berbeda. Jika kau memposisikan tanganmu
di tuts tengah satu oktaf, tuts tersebut menghasilkan nada normal, jika kau
bermain ke arah kanan, semakin lama nada suara piano akan semakin melengking
yang artinya semakin tinggi, sebaliknya, jika kau memainkan ke arah kiri, nada
suara piano akan terdengar lebih berat yang artinya sangat rendah.
Lama
gadis tersebut bermain hingga tak menyadari keberadaan seseorang disana yang
sedari tadi melihat dirinya memainkan sebuah lagu di atas alat musik yang
megah.
Prokk.. Prokk.. Prookk..
Gadis
tersebut yang tadinya memejamkan matanya karena sangat mendalami lagu yang ia
mainkan, kini membuka matanya melihat seseorang yang tak jauh dari posisinya
sedang berdiri memberikan tepuk tangan.
“Kau
semakin hebat saja,” Ujar seseorang tersebut lalu mendekati gadis yang
berposisi duduk di depan sebuah piano, “Ah, Star
Time, coba ku tebak, kau sudah memainkannya lima belas kali. Apakah itu
lagu debutmu semenjak kau mengikuti ekstrakulikuler musik ? Cobalah lagu
lainnya!” Usul seseorang tersebut, memasang muka sebal karena temannya, gadis
tersebut, semenjak mengikuti ekstrakulikuler musik selalu memainkan lagu Star Time, lagu yang indah dan sangat
cocok di dengar saat perasaan hati sedang tidak enak.
“Kau
ingin aku memainkan lagu apa ? Wo I Need
You ? Kau ingin membunuhku ?” Tanya gadis tersebut gantian memasang muka
sebal.
“Yuriii..
Sudah kubilang, kan, aku ingin kau memainkan lagu Sakura, iramanya mendukung dan nadanya juga cocok untuk
pendengaran.” Rengek seseorang tersebut dengan akan bernama Yuri, yang beberapa
menit lalu memainkan sebuah lagu yang indah.
“Cocok
untuk pendengaran atau cocok untuk suasana hatimu ?” Tanya Yuri, “Hah~ susah move on kau dengan mantan kakak kelas
Takaki Yuya itu ?” Sindir Yuri kali ini menyilangkan tangan dan kakinya tapi
masih dengan posisi duduk.
“Huh!
Kau menyebalkan!” Ucap gadis tersebut lalu meninggalkan ruang musik beserta Yuri
di dalamnya.
“Daichan..”
Anak
yang di pangggil Daichan tersebut tak
memerdulikan panggilan Yuri. Arioka Daiki, gadis pendek namun masih sedikit di
atas Yuri, mempunyai wajah baby face yang
sangat manis, dan satu lagi, dia adalah mantan kakak kelas yang sekarang sudah
kuliah, Takaki Yuya, pemuda berperawakan yankee
tetapi mempunyai hati onee.
Yuri membalik
halaman buku lagunya, mencari daftar lagu huruf S. Ia menemukannya, hanya
menatap tangga lagu satu per satu, tidak mempunyai niatan untuk memainkan lagu
tersebut. Ia menatap lagu tersebut dengan .. Kecewa.
“I’m
sorry, but I didn’t ready.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***
Tidak
biasanya seorang Nakajima Yuri berangkat sekolah dengan keadaan terlambat. Ya,
anak yang pintar—salah, anak yang cerdas, seorang pemusik, mempunyai banyak
prestasi, kali ini harus mendekam beberapa menit di dalam ruang kepala sekolah.
Bukan
salah Yuri jika ia terlambat, pasalnya, sang kakak laki-laki, Nakajima Yuto,
yang katanya akan mengantarkannya sekolah harus memberi harapan palsu kepada
Yuri dengan alasan melanjutkan tidurnya yang nyenyak karena kuliahnya hari ini
libur.
Waktu
semakin lama semakin berjalan, Yuri yang biasanya menikmati sekolahnya dengan
berjalan kaki harus melangkahkan kakinya lebar-lebar alias berlari untuk pergi
ke sekolah, sebenarnya ia ingin menaiki sepedanya, apalah daya sepeda
tercintanya di pakai oleh sang kakak tertua untuk berkencan dengan kekasihnya,
Nakajima Raiya.
Sungguh,
tidak ada yang waras dengan kakak-kakaknya pagi itu.
“Nakajima
Yuri,” Ujar Kepala Sekolah dengan tatapan intimidasi kepada Yuri, “Anak yang cerdas,
mempunyai banyak prestasi, seorang pemusik di sekolah elite ini, harus mendapat
hukuman akibat terlambat sekolah.” Lanjut beliau, Yuri hanya menunduk tak bisa
melakukan apa-apa, alasan yang sebenarnya pun tak bisa, sudah pasti
ujung-ujungnya ia akan di hukum.
“Baiklah,
hukumanmu kali ini—“
“Sensei!”
Teriak
seorang satpam sekolah bertubuh gempal dari arah belakang Yuri, membawa seorang
anak laki-laki berparas tampan ke ruang kepala sekolah, dengan tampang tidak
berdosanya, ia memasang wajah santai seakan tak punya masalah.
“Anak
ini terlambat lagi.” Ujar satpam tersebut singkat.
“Baiklah,
kau boleh pergi,” Perintah kepala sekolah kepada satpam sekolah, “Kau lagi...
Kau lagi.. Sampai kapan kau jera dengan semua hukumanmu, Yamada?!” Kali ini
Kepala Sekolah tersebut sedikit meninggikan suaranya.
“Aku
tidak terlambat.” Jawab anak yang bernama Yamada tersebut, sok innocent.
“Lalu ? Jika kau
tidak terlambat kenapa kau dibawa ke sini ?”
Tanya Kepala Sekolah itu.
“Hanya
telat untuk masuk sekolah.” Ujar Yamada, dengan tidak berdosanya.
“Bodoh.”
Rutuk Yuri, Yamada sempat meliriknya.
“Kau!
Cepat kau bersihkan seluruh toilet sekolah! Kau, Nakajima, kau juga! Tidak ada
alasan, cepat kerjakan!” Perimtah Kepala Sekolah yang sekarang kesabarannya
sudah berada di ubun-ubun.
“Saya
harus membersihkan toilet di bagian olahragawa, trainee, dan lain-lain ?
Bukankah tidak boleh memasuki kawasan yang bukan di bidangnya ?” Tanya Ryosuke,
kali ini ia bertanya serius.
“Boleh
jika itu memang kehendak saya, sudah, cepat, bersihkan sana!” Perintah
sekaligus usir sang Kepala Sekolah.
Yamada
Ryosuke, anak seorang direktur yang mempunyai kekayaan melimpah hingga tujuh
turunan, hobinya setiap hari adalah membuat marah Kepala Sekolah dengan alasan
apalagi jika bukan terlambat sekolah. Untung saja ia tidak terlalu hobi bermain
fisik.
Kali
ini Ryosuke dan Yuri berjalan beriringan dengan diam, salah satu di antara
mereka berdua tak ada yang mau mebuka percakapan sedikit pun, sibuk dengan
pemikiran masing-masing.
Yuri
tak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, dan tak mau membuang kegiatan belajar
mengajar di kelas dan juga tak mau berdiam diri lebih lama di samping anak yang
tidak jelas pemikirannya, maka dari itu Yuri berlari hingga ke salah satu
toilet lalu membersihkannya dengan kilat.
Dan
seorang Yamada Ryosuke, apalagi jika tidak hanya melihat Yuri mengepel, dan
membersihkan kloset ? Tak ada niatan membantu sama sekali.
Yuri
yang hampir selesai membersihkan toilet pun berkacak pinggang menatap Ryosuke
yang berdiri menyandar tembok dengan kaki kanannya bertumpu pada dinding lalu
kedua tangannya ia masukkan ke saku celana dengan pandangan mendongak ke atas.
“Heh,
kau!” Teriak Yuri, namun tak ada respon, Yuri mendekat, “Apa kau tuli ? Kau
juga di hukum maka bantu aku!” Teriaknya kepada Ryosuke dengan jarak dekat.
Ryosuke
berdiri tegap dengan kedua tangannya ia masukkan ke saku celana dan menatap
Yuri yang sedikit lebih pendek dengannya, “Pekerjaan itu tak cocok untukku,
jika yang lain tahu langsung seperti itu akan menurunkan harga diriku.”
Jawabnya.
“Mentang-mentang
kau seorang anak direktur lalu kau tak menjalani hukumanmu ? Jika Tousan mu mengetahui kau tidak
menjalankan perintah, kau tidak pantas menjadi penerus posisi Tousanmu.” Ujar Yuri pedas.
Ryosuke
yang mendengar perkataan Yuri lalu memojokkan Yuri di dinding dan
mengkabedonnya, “Beraninya kau mengatakan kalimat seperti itu di depanku, kau
tidak takut ?” Desisnya semakin mempersempit jaraknya dengan Yuri.
Yuri
yang jarang berinteraksi dengan lawan jenis pun terkejut dan deru nafasnya
tidak teratur mendapat perlakuan seperti itu, “Nan da yo ? Kau takut ? Atau tak bisa ? Begitu bukan kenyataannya
?” Tanya Yuri yang sedikit mirip dengan ancaman, jujur saja Yuri takut, tapi ia
tidak gentar.
Ryosuke
semakin mempersempit jaraknya dengan Yuri membuat Yuri merasakan deru nafas
Ryosuke dan agak takut dengan pemuda di depannya, “Jika kau mengatakan kalimat
seperti itu di depanku lagi.. Aku tidak akan memaafkanmu.” Bisiknya di telinga
Yuri.
Setelah
mengatakan hal tersebut, Ryosuke lalu meninggalkan Yuri yang terpaku di dalam
toilet, berusaha mencerna semuanya yang terjadi beberapa detik lalu.
Tidak,
Yuri tidak akan mundur, ia berkata benar dan jauh di dalam hatinya. Jika memang
dia seorang anak direktur, seharusnya sang anak harus mencotoh sikap Tousannya agar dapat menggantikan posisi
beliau.
“Never
give up.”
.
.
.
.
.
.
.
“YURIIII~~!!”
Teriak sahabatnya, siapa lagi jika bukan Daiki.
Mereka
sekarang sedang berada di kantin dengan Daiki langsung menyerbu Yuri yang
sedang duduk sendirian di salah satu meja makan kantin, “Kau berhutang cerita
padaku!” Serunya.
“Aku
sedang tidak mood, Daichan..” Ujar
Yuri lalu mulai memakan makanannya dengan malas.
“Yada! Yada! Kau berhutang cerita
padaku.. Bagaimana bisa seorang Nakajima Yuri di hukum membersihkan toilet ?!”
Cerocos Daiki, memang mulut anak satu itu tidak bisa di tutup.
Yuri
akhirnya pasra, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan berat,
menceritakan semuanya sangat detail apa yang sudah terjadi dan tidak akan
terjadi dua kali dalam hidupnya.
“Beruntung
sekali kau bersama Yamada~ aku memimpikan dia akan menjadikanku seorang
kekasih~” Ujar Daiki lalu mulai berimajinasi sendiri.
Yuri
memandangnya jijik, “Dih, tingginya tidak sesuai!” Ejeknya.
“Eh,
jika cinta tidak memandang apapun, loh.”
Tegur Daiki dan hanya di jawab ‘terserah’ oleh Yuri.
“Eh,
eh, lihat kesana, itu Yamada, bukan ?” Tunjuk Daiki dan mau tak mau Yuri
mengalihkan pandangannya yang semula menatap makanan di depannya lalu ke arah
yang di tunjuk oleh Daiki.
“Tampannya~”
Puji Daiki lalu memasang wajah eum.. seperti tenggelam oleh pesona Yamada, ya
seperti itulah.
“Huh,
tampan juga Niichanku.” Gerutu Yuri.
“Ya,
tampan tapi malas.” Jawab Daiki.
“Eh,
bukan Yuto-Nii, tapi Raiya-Nii.” Ralat Yuri dan Daiki hanya
mengendikkan bahunya.
“Lihat-lihat
dia melihat ke arah sini.. Tampannya~” Ujar Daiki melanjutkan imajinasinya.
Bukannya
Yuri terlalu percaya diri atau apa, tapi tatapan Ryosuke barusah tertuju
untuknya, tatapan seperti.. Menantang.
“Apa maunya ?” Batin Yuri.
***
Hello! I'm back! Aku membawa seupil fanfiction/apaan bahasa Indonesia YamaChii.. Ya, hobiku selain ngidol adalah menulis fanfiction atau teenlit, untuk fanfiction aku lebih suka menulis YamaChii.. Ichibanku Daiki Arioka dan OTP Favoritku adalah YamaChii.. Hm.. Aneh XDDD
Kali ini aku tidak membawa drabbles, karena aku sedikit kesusahan jika membuat drabbles, aku lebih suka membuat layaknya novel dan cerita bersambung, alias part-per part.
Jika kalian menyukai ceritaku, kalian bisa lihat di wattpad dengan username BlackShadow_S disana kalian akan mendapati beberapa fanficiton.. Aneh.. Ya, aneh XDD jika aku mengetik cerita di handphone daripada di laptop pasti hasilnya berbeda dan lebih buruk di handphone XDD jadi, maafkan aku!
Semoga kalian suka! Nantikan chapter selanjutnya! ^^
~ Arigatou Gozaimasu ~


Tidak ada komentar:
Posting Komentar