MELODY
PART 2
Teng
tong teng tong.. Teng tong teng tong..
Bel sekolah berbunyi,
keindahan suara yang sangat di harapkan seluruh murid-murid di sekolah, apalagi
jika bel sekolah tersebut berbunyi lebih awal dari biasanya, bisa dikatakan
pulang lebih awal.
Seperti biasa, Yuri
tidak langsung pulang ke rumah, melainkan mampir sebentar ke ruang musik untuk
menyegarkan pikirannya dengan bermain piano, kebetulan saat itu sahabatnya,
Daiki sedang ada ekstrakulikuler drama, jadi ia bisa menunggu Daiki di ruang
musik.
Daiki dan Yuri masuk di
bidang yang sama, yaitu musik, tetapi Daiki juga mengikuti ekstrakulikuler
drama karena paksaan Yuri karena setiap hari ia kebanyakan sok drama dan
berhasil menipu seorang guru untuk cabut sekolah. Sungguh, queen of drama.
Yuri melangkahkan
kakinya memasuki ruang musik, keadaannya masih sama seperti tadi. Baru saja ia
tidak menginjakkan kakinya ke ruang musik selama berjam-jam ia sudah tidak
betah. Kecintaannya kepada musik sudah terikat di jiwanya.
Dilangkahkan kaki
mungil tersebut ke arah piano berukuran besar nan mewah, di sentuhnya dari
pinggir sampai ke penutup tuts piano berada, baru ia mendaratkan pantat
mulusnya di tempat duduk khusus piano seseorang berdeham membuat Yuri
memalingkan kepalanya menatap seseorang yang kini diam bersedekap di ambang
pintu.
“Are are ? Ternyata kau sangat cinta kepada musik di bandingkan yang
lainnya..” Kata seseorang tersebut.
“Kau lagi, apa maumu ?”
Tanya Yuri sedikit mengeraskan suaranya.
Ya, seseorang itu
adalah Ryosuke, murid yang tadi pagi berdebat dengan Yuri karena ia tidak
menjalankan hukumannya. Ryosuke lalu berjalan ke arah salah satu alat musik
yang tergeletak mulus disana, mengambil lalu mengangkatnya, Yuri mengernyit
bingung.
“Kau tidak tahu, ya..
Aku juga masuk di bidang yang sama denganmu, musik, dan menggunakan saxophone
ini.” Ujar Ryosuke, membuat Yuri semakin mengernyit karena sedikit terkejut.
“Demo, Aku.. Benci musik.” Ujarnya lalu sedikit membanting saxophone
tadi ke tempat semula dan menimbulkan bunyi yang sedikit keras.
Yuri yang melihat itu
lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri Ryosuke yang tanpa berdosanya
memandang ke bawah ke arah saxophone dengan muka datarnya.
“Jangan lakukan itu
pada alat musik! Sekalipun dirimu benci pada musik jangan lakukan itu! Dan,
jika kau benci pada musik, kenapa kau repot-repot masuk ke bidang musik di
sekolah ini ?!” Teriak Yuri tidak sabar.
Kecintaannya kepada
musik sangat melekat di jiwa Yuri, tentu saja ia melihat sebuah alat musik
walaupun alat musik tersebut tidak ia mainkan tetapi di berlakukan secara tidak
baik, tetap saja Yuri tidak terima.
Ia adalah calon pianis.
Selain pianis, gitaris, drummer, atau singer sekalipun jika merasa tergabung
dalam dunia musik, mereka tidak boleh melakukan hal tidak baik dengan alat
musik lainnya walau bukan ia sendiri yang memainkan.
Ryosuke menghadap Yuri,
sedikit menundukkan kepalanya karena tinggi Yuri lebih rendah sedikit
dengannya, “Tidak ada gunanya menjadi seorang pemusik.”
Plaakkk!!
“Katakan sekali lagi!!”
Teriak Yuri, ia menampar Ryosuke dan amarahnya meluap karena Ryosuke, yang juga
seorang pemusik mengatakan kalimat tersebut dengan tanpa berdosa.
“Aku benci musik! Tidak
ada gunanya menjadi pemusik! Masa depan seperti apa yang hanya duduk diam atau
berdiri lalu memainkan alat-alat mengerikan ini?!” Teriak Ryosuke lalu
meninggalkan Yuri di dalam ruang musik.
Yuri memandang
kepergian Ryosuke dengan curiga, ia tahu tidak mungkin Ryosuke benci pada musik
dengan tiba-tiba pasti ada alasannya, lagipula kalimat Ryosuke tadi..
Menganggap bahwa musik adalah mengerikan.
“Yuri?” Daiki muncul
tiba-tiba di ambang pintu membuat Yuri terkejut.
“Ah, ya ?” Yuri lalu
mencoba memfokuskan kembali pada bermain pianonya yang tertunda.
“Tadi Ryosuke ke ruang
musik ? Ada apa ?” Tanya Daiki masih di ambang pintu.
“Mungkin kau salah
lihat.” Jawab Yuri singkat seraya membolak-balik halaman buku lagu.
“Mataku masih normal,
Yuri, lagipula kenapa kau berdiri mematung seperti tadi ? Ada apa ? Dia mencari
ribut lagi ?” Tanya Daiki dengan perasaan ingin tahu yang menggebu-gebu.
“Hanya ejekan singkat,
kebetulan katanya dia baru saja ke ruang Tata Boga.” Jawab Yuri, bohong. Lalu
mulai memainkan lagu yang ia pilih, Fantastic
Time.
“Tidak biasanya kau
memilih lagu kasar seperti ini, ada apa dengan suasana hatimu ?” Tanya Daiki.
Ya, Daiki tau bahwa suasana hati Yuri sedang tidak baik, terbukti dengan cara
ia memilih sebuah lagu dan memainkannya.
Permainan musik
seseorang adalah cerminan perasaan hati orang yang memainkan.
Yuri tidak menjawab, ia
lebih fokus kepada permainan pianonya dengan kenyataan pikirannya sedang tidak
berada pada permainannya tersebut. Daiki memang tidak tahu apa yang terlah
terjadi, tapi ia tahu bahwa perasaan hati gadis itu sedang tidak baik. Daiki
sedang dalam jam istirahat dengan ekstrakulikuler dramanya, ia lebih baik
mencari tempat istirahat lain agar tak menggangu sahabat manisnya itu.
***
“It’s freak!”
.
.
.
.
.
.
.
.
RYOSUKE’S POV
“Tadaima..”
“Okaeri. Bagaimana dengan sekolahmu ?
Apakah musik menyenangkan ?”
“Eh
? Baachan ?”
Sepulang
Ryosuke dari sekolah, ia melihat Baachannya,
Yamada Haru yang ternyata datang berkunjung ke rumahnya. Tak biasanya Haru
datang berkunjung ke rumah Ryosuke.
“Kemari
kau.” Perintah Haru, Ryosuke menurut, ia duduk di sofa tepat di depan Haru.
“Baachan tidak pernah dengar kau ikut
ekstrakulikuler musik atau band di sekolahmu, kenapa ?” Tanya Haru.
“Tugasku
lainnya menumpuk.” Jawab Ryosuke malas dengan entengnya.
“Tidak
ada tugas yang berat bagi seorang pemusik, Ryosuke! Dengar, kau harus pilih,
ikut band atau ikut ekstrakulikuler sekolah, Baachan ingin melihatmu konser musik karena kau terlahir dari
seorang keluarga pemusik!” Bentak Haru meninggikan suaranya.
“Tapi
Tousan dan Kaasan bukan pemusik!” Bentak Ryosuke kembali.
Braakkk..
Haru
menggebrak meja kaca di depannya, “Charles dulunya seorang pemusik! Kau yang
tidak tahu!”
“Tousan menyukai bola! Dia hobi bermain
bola! Bukan musik! Begitu pula dengan Kaasan,
dia bukan pemusik tetapi koki! Jangan membodohiku! Aku ingin bertemu dengan
kedua orang tuaku!” Teriak Ryosuke tidak karuan membuat bulir-bulir air mata di
kelopak matanya keluar.
“Orang
tuamu membuangmu!”
“Uso da yo!”
“Jika
kau tidak percaya, kenapa aku harus repot-repot merawatmu! Orang tuamu membuangmu
karena mereka lebih memilih mempunyai dua anak perempuan daripada tiga namun
satu laki-laki!” Teriak Haru lalu meninggalkan Ryosuke yang berdiri menahan
marah dan.. Menangis.
“Dasar
brengsek!!”
***
NORMAL’S POV
“Tadaima..”
“Okaeri, are ? Kenapa kau memasang muka
kusut seperti itu ?” Tanya Miki, Kaasan Yuri.
“Tsukarete iru..” Jawab Yuri lesu lalu
merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang keluarga dengan memejamkan mata.
“Souka, beristirahatlah, Kaasan akan buatkan Gyoza untukmu.” Ujar
Miki lalu kembali ke dapur melanjutkan memasak.
“Yuu-chaaannn!!”
Teriak sang kakak, Chinen Saaya.
“Urusai! Yamero!” Balas Yuri dengan
berteriak, moodnya sedang tidak baik
dan kakak perempuannya sedikit mengacaukannya.
“Heh!
Bangun dasar pemalas! Lihat ini, tampan, bukan ? Disini tertulis ia juga satu
sekolah denganmu.. Dan.. Jurusan musik!” Ujar Saaya antusias, duduk di samping
Yuri, tetapi Yuri tidak memerdulikan sang kakak.
“Tidak
minat. Pergi sana.” Usir Yuri, mengambil bantal sofa lalu menimpuk Saaya dengan
bantal setelah itu wajahnya ia tutup dengan bantal.
“Heh!
Baca dulu ini dia masuk di bidang musik tapi diam-diam dia seorang aktor cilik
yang kemampuan aktingnya sangat bagus.” Jelas Saaya seraya terus memandangi
majalah yang ia bawa tanpa berkedip.
“Hm?
Siapa namanya ?” Tanya Yuri dengan nada malas.
“Yamada
Ryosuke, dan, oh! Dia juga anak orang kaya!” Jelas Saaya.
Dengan
sigap, Yuri beranjak dari duduknya lalu merebut majalah yang Saaya pegang dan
membaca satu per satu kalimat yang tertulis disana.
Yamada
Ryosuke membintangi film Ansatsu Kyoushitsu sebagai Nagisa Shiota
“Haahh?!
Uso da yo!”
***
Hello! Come back to me! ^^ Rina bawain chapter dua nih.. Wah, di kerjain hanya dalam 1,5 jam saking semangatnya hehehe... Oh ya, Rina bawa info nih alias sedikit endorse.
Udah baca Song Lyrics White Love Short Ver. ? Di kalimat terakhir tertulis teman Rina yang namanya 'Rin' nah, Rin itu lagi open barang berbau HSJ loh! Ceritanya sih udah miliknya tapi di jual lagi, coba deh chit-chat sama orangnya langsung ^^ teman Rina yang satu itu fangoals banget! Apa-apa dia dapat semuanyaaa kecuali idolanya, dia nggak dapet /yaiyalah\
Untuk keterangan selanjutnya coba add LINE-nya temen Rina >>> http://line.me/ti/p/%40jvx3792e
Dan satu lagi, haduh.. Banyak banget temen Rina yang endorse -_- coba cek blog sahabat Rina yuk, namanya Arisha Kenkyusha, panggil aja Arisha, blognya juga berbau jejepangan sama kayak Rina, idolanya juga sama, coba cek yuk, sekedar mampir atau baca blognya di >>> sayjump24.blogspot.com
Itu saja~ Onegaishimasu!!
~ Arigatou Gozaimasu ~


Tidak ada komentar:
Posting Komentar