Vampire
Charm
Main Cast :
-
YamaChii (Main Role)
-
Other characters (Support Role)
Rate :
PG-15
Genre :
Romance, Supranatural, Vampire
Disclaimer : Johnny’s Entertainment
~~~***~~~
Ryosuke Yamada, merupakan seorang Vampire tampan berdarah
murni (asli vampire dan keturunan Raja Agung Vamp) umurnya sudah menginjak delapan
belas tahun dan harus dinobatkan menjadi Putra Mahkota untuk pemimpin dunia
Vamp selanjutnya.
Ryosuke mempunyai adik perempuan bernama Daiki Yamada,
yang dua tahun lebih muda darinya. Dan seorang Ibunda yang cantik bernama Kei
Yamada dan seorang Ayahanda yang tegas bernama Kota Yamada.
Umurnya delapan belas tahun tapi masih belum mempunyai
seorang gadis untuk menjadi pasangan hidupnya kelak. Berbeda dengan adiknya
yang sudah menemukan tambatan hati dan bersumpah jika Kakaknya menikah ia akan
menikah satu bulan kemudian.
Hingga suatu tiba, seorang gadis bertubuh pendek dan berwajah
manis datang ke dunia Vamp. Awalnya terjadi perseteruan di dunia Vamp karena
kesepakatan Non-Blood dilarang masuk ke dunia Vamp. Namun, setelah melakukan
tes darah, gadis tersebut berdarah campuran, 65% berdarah Vampir 35% berdarah
campuran.
Adakah
hubungannya dengan sang Pangeran?
CHAPTER
1
~~~***~~~
“Apa itu asmara ? Aku
bahkan tak mengenal apa itu cinta”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Omedetou!!”
Pesta
besar-besaran sedang diadakan di dalam Ballroom
Istana
Ucapan ‘selamat’ terus saja bergema dan terus terucap
dari berbagai orang di dalam Istana itu. Anak sulung dari kerajaan tersebut
hari ini tengah menginjak umur delapan belas tahun.
Sesuai dengan peraturan yang ada, anak laki-laki dari
keturunan murni Raja Agung Vampire harus dinobatkan menjadi Putra Mahkota saat
usianya menginjak delapan belas tahun.
Anak laki-laki tersebut mempunyai mata yang indah dan
tajam. Berwajah tampan dan mempesona.Sembilan puluh sembilan persen perfect di mata kaum wanita. Namun
sayang, tingginya di bawah rata-rata.
“Ryosuke, selamat sayang, setengah dari tugas Papamu sekarang
yang menanggungnya,” Ujar wanita paruh baya berwajah cantik—saking cantiknya
sampai kakek-kakek terpesona olehnya—yaitu Ibunda sang Pangeran, Kei.
Anak yang di panggil ‘Ryosuke’ hanya tersenyum senang
membalas perkataan Ibundanya. Ia lalu mengambil kedua tangan sang Ibunda dan ia
tumpuk menjadi satu dan yang mendasari adalah tangan kirinya dan yang paling
atas adalah tangan kanannya.
“Arigatou, Okaasan.
Aishiteru,” Ucapnya seraya tersenyum tampan membuat gadis-gadis disana yang
sedang mencuri-curi pandang meleleh seketika.
Kei
hanya menanggapinya dengan senyuman, ia ingin menangis detik itu juga, melihat
anak sulungnya yang sudah dewasa dan sebentar lagi akan mempunyai pasangan
hidup. Itulah perasaan seorang Ibunda sebenarnya. Membayangkan anaknya yang ia
rawat selama ini serasa baru kemarin anak tersebut lahir.
“NIICHAN~~!!”
Terdengar
teriakan dari arah belakang Ryosuke, gadis manis berwajah baby sedang berlari sebisa mungkin karena ia memakai gaun pesta
yang super tebal. Ya, dia adik Ryosuke, Daiki. Berteriak kencang hampir
mengalahkan instrument lagu di pesta tersebut membuat Ryosuke melihatnya dengan
tatapan tajam.
“Niichan! Omedetou!” Ujarnya dengan penuh semangat sambil mengambil tangan
kanan kakaknya untuk mengajaknya berjapat tangan—paksa—
Ryosuke hampir menyemburnya dengan kata-kata pedas yang
rutin ia lakukan saat adiknya menjadi menjengkelkan di matanya, namun adiknya
tersebut kembali melanjutkan perkataannya.
“Oh! Niichan!
Kau sudah dengar berita yang akan Baginda siarkan sebentar lagi ?” Tanya Daiki
antusias. Namun wajah sang kakak tak sesuai ekspektasinya. Ia pikir kakaknya
itu tahu, tapi Ryosuke malah memasang muka watados karena pertanyaan adiknya
barusan.
“Hah?!”
“Eh? Niichan tidak
tahu ?” Tanya Daiki kali ini memasang muka bingung sekaligus terkejut.
“Tahu apaan, njer! Papa nggak bilang apapun sama aku,”
Jawab Ryosuke.
Dan saat itu juga suara sang Raja menggema di aula pesta
tersebut, “PERHATIAN SEMUANYA!! KALI INI SAYA AKAN MENYAMPAIKAN SUATU HAL!”
Teriaknya dengan keras dan tegas.
“Apaan, njer! Kok gue nggak di kasih tau?” Tanya Ryosuke
ke Daiki, namun Daiki tidak menjawab, malah sibuk menatap hamparan manusia di
bawah sana yang sedang berdiri melihat sang Raja menyampaikan pengumuman, “Woi!
Chibi! Jawab!” Tegur Ryosuke, karena
Daiki tak menjawab pertanyaannya.
“Hish! Diem, deh! Mana gue tahu, gua aja tanya elu! Kalo
gue tahu gue nggak bakalan tanya, dodol!”
Balas Daiki sarkastis, melirik kakaknya sekilas lalu kembali sibuk dengan
melihat hamparan manusia di bawah sana.
Ryosuke mendengus sebal, pandangannya kemudian ia alihkan
sama seperti Daiki sembari menunggu sang Raja melanjutkan perkataannya.
“ANAK SULUNG SAYA, YAMADA RYOSUKE, RESMI MENJADI PUTRA
MAHKOTA!” Terderngar tepuk tangan meriah dari para rakyat dan juga ucapan
‘selamat’ yang bercampur satu sama lain.
“MAKA DARI ITU, SAYA AKAN MEMBUAT SEBUAH SAYEMBARA!”
Lanjut sang Raja.
Ryosuke
mendelik terkejut, tatapannya kini ia alihkan ke arah sang Raja yang berada di
arah Barat Laut dari posisinya. Ia sungguh tidak tahu bahwa akan ada sayembara
untuknya, bahkan Papanya tidak berkompromi dengannya bahwa akan diadakan
sayembara.
Pikirannya berkecamuk, ia menjadi was-was dan sedikit
takut jika Papanya akan membuat sayembara ‘itu’ karena selama ini dirinya
selalu menghindar dengan masalah ‘itu’. Ini namanya memaksakan kehendak, ia
tidak mau dirinya di jadikan sayembara hanya untuk menemukan pasangan hidup.
“SIAPA YANG DAPAT MENEMUKAN DIADEM PENINGGALAN RATU-RATU KERAJAAN SEBELUMNYA, MAKA, IA AKAN DI
JODOHKAN DENGAN PANGERAN MAHKOTA, YAMADA RYOSUKE!”
“WHAT THE FUCK?!”
…
“Demi dewa, aku akan menemukan
diadem itu untukmu, Ryosuke..”
~~~***~~~
“Yuri!
Tolong ambilkan bola volley di gudang, ya!” Teriak guru olahraga, orang yang di
panggil ‘Yuri’ tadi. Dan sang empu yang dimintai tolong hanya mengangguk.
Hari
ini adalah jam olahraga untuk kelas Yuri. Sebenarnya bukan ia yang seharusnya
mengambil bola, namun regu piket. Tapi saat itu dirinya lebih dahulu sampai
lapangan, daripada mengulur waktu, guru olahraga tersebut meminta tolong Yuri
untuk mengambil seperangkat bola untuk olahraga nantinya.
Sesampainya
di gudang olahraga, Yuri sedikit kebingungan mencari seperangkat bola volley
disana, karena gudang tersebut sedikit luas, tak tertata rapi, dan ia tidak
pernah ke gudang sekolah sebelumnya, jadinya ia harus mencari dengan
memindahkan barang-barang disana, mungkin bolanya terselip.
Beberapa
menit kemudian, akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Saat mengangkat
keranjang bola volley ia menemukan sesuatu yang bersinar seperti permata yang
sekilas merusak penglihatannya karena silau.
Yuri
memicingkan matanya, ia berfikir sejenak antara mengambil benda tersebut atau
tidak. Daripada membuang waktu akhirnya ia mengambil benda tersebut dan menyakukannya
di celana olahraganya. Untung saja saku celana olahraganya terdapat ritsleting, jadinya tidak akan jatuh
saat olahraga berlangsung, terkecuali patah.
~~~***~~~
Jam
olahraga selesai. Seluruh murid di beri waktu tiga puluh menit untuk berganti pakaian
dan istirahat memakan makanan atau meminum minuman. Yuri yang saat itu
menyadari ada sebuah benda yang mengganjal di celananya berniat untuk tidak
mengganti pakaian untuk beberapa menit.
Sampai
sekarang ia tidak tahu apa benda itu, berbentuk seperti mahkota tapi tidak
mungkin juga di pakai di kepala. Akhirnya, Yuri menggeret temannya yang baru
saja akan membuka bentonya ke rooftop sekolah.
“Lu
kenapa, sih, njer?! Gue mau makan, bambang!”
Protes temannya itu hendak meninggalkan Yuri kembali dari sana.
Tetapi
dengan cepat Yuri menarik pergelangan tangan temannya itu yang bebas, tidak
sedang membawa bento, “Dengerin gue
dulu, kutil! Gue punya sesuatu dan
gue mau nanya, siapa tau lu tahu,” Jawab Yuri.
Temannya
itu menimbang-nimbang, lumayanlah ia juga bisa makan disini sambil mendengarkan
cerita gadis yang tadi menarik pergelangan tangannya itu.
“Oke,
tapi gue sambil makan,”
“Iye,”
Mereka
lalu mencari tempat untuk duduk yang tidak terlalu panas. Setelah menemukan
tempat tersebut, teman Yuri itu mulai membuka bentonya dan memakan isinya tidak untuk wadahnya, ya.
“Buruan,
nying, katanya mau nunjukin sesuatu,” Tegur temannya itu karena dari tadi ia
menunggu, Yuri tidak mengeluarkan apapun, hanya diam sambil memerhatikannya
makan.
“Tapi
janji jangan kasih tahu siapa-siapa, hanya kamu dan aku,” Ujar Yuri pada
akhirnya.
“Iya,
sayangku, apaan ?” Tanya temannya itu, tidak sabaran.
Oke,
terlalu panjang, mari kita ringkas. Teman Yuri tersebut bernama Okamoto Keito,
gadis tomboy berambut pendek dengan muka setengah bule, padahal dia asli lahir
dari Jepang. Dan jagonya bahasa Inggris.
Yuri
lalu membuka ritsleting saku celananya
dan mengeluarkan benda yang ia temukan di gudang olahraga tadi. Keito yang
sedang asyik makan melirik sekilas benda yang berada di tangan Yuri. Ia membeku
sejenak lalu dengan cepat bento yang
ia sangga tadi ia letakkan di depannya dan memutar posisi ke kanan—menghadap
Yuri berada dan mendelik menatap benda yang berada di tangan temannya itu.
“Kau
menemukannya dimana ?” Tanya Keito, menatap Yuri dengan mendelik seakan ia tahu
semua hal yang berbau benda tersebut.
“Jangan
membuatku ketakutan! Kau pasti tahu suatu hal,” Ujar Yuri.
Sebelum
menjelaskan sesuatu Keito mengambil botl minum yang memang sepaket dengan bentonya, membuka tutup botolnya dan meminum
isinya.
“Ya.
Aku tahu ini benda apa, dan sudah saatnya kau mengetahui sebuah rahasia,” Yuri
mengerutkan keningnya, menatap Keito serius. Temannya satu itu memang sangat
dekat dengannya, tapi dia bukan orang yang mudah bergaul. Yuri sedikit curiga, mungkin
apa yang akan di ceritakan Keito selanjutnya ada hal yang berkaitan dengan diri
temannya itu.
“Sebelum
aku bercerita panjang lebar, aku akan memberi tahumu benda apa itu,” Lanjut
Keito, “Dan mau tidak mau kau harus mempercayainya karena semua hal yang aku
katakan itu memang ada,” Yuri semakin tidak mengerti dan semakin mengerutkan
keningnya. Temannya ini tidak biasa mengajaknya berputar-putar ke sebuah
masalah. Keito orangnya to the point.
“Hai, douzo,” Yuri tak bisa mengatakan
apapun, ia sungguh mati penasaran, lebih baik ia mengatakan hal sekenanya.
“Benda
ini bernama Diadem. Diadem adalah benda
sejenis mahkota namun bentuknya lebih kecil. Dan bentuknya menyerupai ikat
kepala dengan sisi kanan kirinya lebih panjang, kepanjangannya biasanya di
ukur sesuai ukuran kepala seorang Ratu. Tidak sembarang orang bisa memakai
diadem tersebut karena ukuran kepala orang berbeda-beda walau hal itu hanya
selisih nol koma satu senti. Kecocokan diadem di kepala dapat di ukur dengan
diadem Putra Mahkota,” Yuri hendak menyela, “Tunggu! Jangan menyela! Aku akan
menjelaskan lebih rinci nantinya. Putra Raja atau Putri Raja sejujurnya tak
memakai diadem atau mahkota, mereka hanya menggunakan hiasan langka di kepala
menggantikan diadem atau mahkota tersebut, tujuannya untuk menandai bahwa
mereka keluarga kerajaan. Jika Putra atau Putri Raja tersebut sudah beranjak
dewasa, yaitu tujuh belas tahun atau ke atas, mereka diperbolehkan memakai
diadem, tidak untuk mahkota. Mahkota hanya di pakai untuk jabatan tertinggi.
Diadem ada dua yaitu untuk Putri dan untuk Pangeran, biasanya diadem Pangeran
hanya untuk mengukur kecocokan kepala diadem Putri, karena jika Putri dan
Pangeran memakai diadem yang sama dan cocok mereka adalah jodoh. Dan ada alat
untuk mengukur diadem Putri dan diadem Pangeran. Diadem di kepala Putri dan
Pangeran tidak akan lepas walau mereka berlari atau menunduk sekalipun. Dan
yang kau temukan ini adalah Diadem untuk Putri. Perbedaan Diadem Putri dan
Pangeran terdapat warna permata. Permata diadem Putri bernama Kwarsa Ros yang berwarna soft pink melambangkan damai positif dan
yang dominan adalah cinta. Dan
permata diadem Pangeran bernama Mira
yang berwarna Blood Red melambangkan
gairah. Kenapa ? Karena merah dan pink adalah warna yang sangat cocok, gairah
dan cinta. Tanpa gairah tidak ada cinta,”
(Tanpa Ryosuke tidak ada Yuri, eaakkkk~~
*badumtss)
Yuri
meneguk ludahnya, mencoba merangkai imajinasi apa yang telah dikatakan Keito
barusan. Otaknya cukup cerdas untuk mencerna semuanya, tapi tentu saja yang
dimaksud Keito sangat mengganjal karena setahunya di Jepang bentuk pemerintahannya
adalah Kekaisaran bukan Kerajaan.
Yuri lalu mencoba memakai diadem itu
di kepalanya, “Dou?”
Keito memicingkan matanya, “Jika
dilihat kau memang cocok memakainya, tapi itu belum tentu keakuratan ukurannya
di kepalamu,” Jawab Keito, dan Yuri hanya menagngguk-angguk ria.
“Oke, aku tahu kau bingung dan
banyak sekali yang ingin ditanyakan. Aku akan menjelaskannya lagi,”
~~~***~~~
~Arigatou Gozaimasu~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar