Minggu, 11 Maret 2018

Vampire Charm : YamaChii Fanfiction








Vampire Charm


Main Cast        :
-          YamaChii (Main Role)
-          Other characters (Support Role)
Rate                 :  PG-15
Genre              : Romance, Supranatural, Vampire
Disclaimer       : Johnny’s Entertainment             


~~~***~~~

            Ryosuke Yamada, merupakan seorang Vampire tampan berdarah murni (asli vampire dan keturunan Raja Agung Vamp) umurnya sudah menginjak delapan belas tahun dan harus dinobatkan menjadi Putra Mahkota untuk pemimpin dunia Vamp selanjutnya.
           Ryosuke mempunyai adik perempuan bernama Daiki Yamada, yang dua tahun lebih muda darinya. Dan seorang Ibunda yang cantik bernama Kei Yamada dan seorang Ayahanda yang tegas bernama Kota Yamada.
            Umurnya delapan belas tahun tapi masih belum mempunyai seorang gadis untuk menjadi pasangan hidupnya kelak. Berbeda dengan adiknya yang sudah menemukan tambatan hati dan bersumpah jika Kakaknya menikah ia akan menikah satu bulan kemudian.
            Hingga suatu tiba, seorang gadis bertubuh pendek dan berwajah manis datang ke dunia Vamp. Awalnya terjadi perseteruan di dunia Vamp karena kesepakatan Non-Blood dilarang masuk ke dunia Vamp. Namun, setelah melakukan tes darah, gadis tersebut berdarah campuran, 65% berdarah Vampir 35% berdarah campuran.
            Adakah hubungannya dengan sang Pangeran?







CHAPTER 1


~~~***~~~
“Apa itu asmara ? Aku bahkan tak mengenal apa itu cinta”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




            Omedetou!!
            Pesta besar-besaran sedang diadakan di dalam Ballroom Istana
            Ucapan ‘selamat’ terus saja bergema dan terus terucap dari berbagai orang di dalam Istana itu. Anak sulung dari kerajaan tersebut hari ini tengah menginjak umur delapan belas tahun.
            Sesuai dengan peraturan yang ada, anak laki-laki dari keturunan murni Raja Agung Vampire harus dinobatkan menjadi Putra Mahkota saat usianya menginjak delapan belas tahun.
            Anak laki-laki tersebut mempunyai mata yang indah dan tajam. Berwajah tampan dan mempesona.Sembilan puluh sembilan persen perfect di mata kaum wanita. Namun sayang, tingginya di bawah rata-rata.
            “Ryosuke, selamat sayang, setengah dari tugas Papamu sekarang yang menanggungnya,” Ujar wanita paruh baya berwajah cantik—saking cantiknya sampai kakek-kakek terpesona olehnya—yaitu Ibunda sang Pangeran, Kei.
            Anak yang di panggil ‘Ryosuke’ hanya tersenyum senang membalas perkataan Ibundanya. Ia lalu mengambil kedua tangan sang Ibunda dan ia tumpuk menjadi satu dan yang mendasari adalah tangan kirinya dan yang paling atas adalah tangan kanannya.
            Arigatou, Okaasan. Aishiteru,” Ucapnya seraya tersenyum tampan membuat gadis-gadis disana yang sedang mencuri-curi pandang meleleh seketika.
Kei hanya menanggapinya dengan senyuman, ia ingin menangis detik itu juga, melihat anak sulungnya yang sudah dewasa dan sebentar lagi akan mempunyai pasangan hidup. Itulah perasaan seorang Ibunda sebenarnya. Membayangkan anaknya yang ia rawat selama ini serasa baru kemarin anak tersebut lahir.
NIICHAN~~!!”
Terdengar teriakan dari arah belakang Ryosuke, gadis manis berwajah baby sedang berlari sebisa mungkin karena ia memakai gaun pesta yang super tebal. Ya, dia adik Ryosuke, Daiki. Berteriak kencang hampir mengalahkan instrument lagu di pesta tersebut membuat Ryosuke melihatnya dengan tatapan tajam.
Niichan! Omedetou!” Ujarnya dengan penuh semangat sambil mengambil tangan kanan kakaknya untuk mengajaknya berjapat tangan—paksa—
            Ryosuke hampir menyemburnya dengan kata-kata pedas yang rutin ia lakukan saat adiknya menjadi menjengkelkan di matanya, namun adiknya tersebut kembali melanjutkan perkataannya.
            “Oh! Niichan! Kau sudah dengar berita yang akan Baginda siarkan sebentar lagi ?” Tanya Daiki antusias. Namun wajah sang kakak tak sesuai ekspektasinya. Ia pikir kakaknya itu tahu, tapi Ryosuke malah memasang muka watados karena pertanyaan adiknya barusan.
            “Hah?!”
            “Eh? Niichan tidak tahu ?” Tanya Daiki kali ini memasang muka bingung sekaligus terkejut.
            “Tahu apaan, njer! Papa nggak bilang apapun sama aku,” Jawab Ryosuke.
            Dan saat itu juga suara sang Raja menggema di aula pesta tersebut, “PERHATIAN SEMUANYA!! KALI INI SAYA AKAN MENYAMPAIKAN SUATU HAL!” Teriaknya dengan keras dan tegas.
            “Apaan, njer! Kok gue nggak di kasih tau?” Tanya Ryosuke ke Daiki, namun Daiki tidak menjawab, malah sibuk menatap hamparan manusia di bawah sana yang sedang berdiri melihat sang Raja menyampaikan pengumuman, “Woi! Chibi! Jawab!” Tegur Ryosuke, karena Daiki tak menjawab pertanyaannya.
            “Hish! Diem, deh! Mana gue tahu, gua aja tanya elu! Kalo gue tahu gue nggak bakalan tanya, dodol!” Balas Daiki sarkastis, melirik kakaknya sekilas lalu kembali sibuk dengan melihat hamparan manusia di bawah sana.
            Ryosuke mendengus sebal, pandangannya kemudian ia alihkan sama seperti Daiki sembari menunggu sang Raja melanjutkan perkataannya.
            “ANAK SULUNG SAYA, YAMADA RYOSUKE, RESMI MENJADI PUTRA MAHKOTA!” Terderngar tepuk tangan meriah dari para rakyat dan juga ucapan ‘selamat’ yang bercampur satu sama lain.
            “MAKA DARI ITU, SAYA AKAN MEMBUAT SEBUAH SAYEMBARA!” Lanjut sang Raja.
Ryosuke mendelik terkejut, tatapannya kini ia alihkan ke arah sang Raja yang berada di arah Barat Laut dari posisinya. Ia sungguh tidak tahu bahwa akan ada sayembara untuknya, bahkan Papanya tidak berkompromi dengannya bahwa akan diadakan sayembara.
            Pikirannya berkecamuk, ia menjadi was-was dan sedikit takut jika Papanya akan membuat sayembara ‘itu’ karena selama ini dirinya selalu menghindar dengan masalah ‘itu’. Ini namanya memaksakan kehendak, ia tidak mau dirinya di jadikan sayembara hanya untuk menemukan pasangan hidup.
            “SIAPA YANG DAPAT MENEMUKAN DIADEM PENINGGALAN RATU-RATU KERAJAAN SEBELUMNYA, MAKA, IA AKAN DI JODOHKAN DENGAN PANGERAN MAHKOTA, YAMADA RYOSUKE!”
“WHAT THE FUCK?!”


“Demi dewa, aku akan menemukan diadem itu untukmu, Ryosuke..”

~~~***~~~

“Yuri! Tolong ambilkan bola volley di gudang, ya!” Teriak guru olahraga, orang yang di panggil ‘Yuri’ tadi. Dan sang empu yang dimintai tolong hanya mengangguk.

Hari ini adalah jam olahraga untuk kelas Yuri. Sebenarnya bukan ia yang seharusnya mengambil bola, namun regu piket. Tapi saat itu dirinya lebih dahulu sampai lapangan, daripada mengulur waktu, guru olahraga tersebut meminta tolong Yuri untuk mengambil seperangkat bola untuk olahraga nantinya.

Sesampainya di gudang olahraga, Yuri sedikit kebingungan mencari seperangkat bola volley disana, karena gudang tersebut sedikit luas, tak tertata rapi, dan ia tidak pernah ke gudang sekolah sebelumnya, jadinya ia harus mencari dengan memindahkan barang-barang disana, mungkin bolanya terselip.

Beberapa menit kemudian, akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Saat mengangkat keranjang bola volley ia menemukan sesuatu yang bersinar seperti permata yang sekilas merusak penglihatannya karena silau.

Yuri memicingkan matanya, ia berfikir sejenak antara mengambil benda tersebut atau tidak. Daripada membuang waktu akhirnya ia mengambil benda tersebut dan menyakukannya di celana olahraganya. Untung saja saku celana olahraganya terdapat ritsleting, jadinya tidak akan jatuh saat olahraga berlangsung, terkecuali patah.

~~~***~~~
Jam olahraga selesai. Seluruh murid di beri waktu tiga puluh menit untuk berganti pakaian dan istirahat memakan makanan atau meminum minuman. Yuri yang saat itu menyadari ada sebuah benda yang mengganjal di celananya berniat untuk tidak mengganti pakaian untuk beberapa menit.
Sampai sekarang ia tidak tahu apa benda itu, berbentuk seperti mahkota tapi tidak mungkin juga di pakai di kepala. Akhirnya, Yuri menggeret temannya yang baru saja akan membuka bentonya ke rooftop sekolah.
“Lu kenapa, sih, njer?! Gue mau makan, bambang!” Protes temannya itu hendak meninggalkan Yuri kembali dari sana.
Tetapi dengan cepat Yuri menarik pergelangan tangan temannya itu yang bebas, tidak sedang membawa bento, “Dengerin gue dulu, kutil! Gue punya sesuatu dan gue mau nanya, siapa tau lu tahu,” Jawab Yuri.
Temannya itu menimbang-nimbang, lumayanlah ia juga bisa makan disini sambil mendengarkan cerita gadis yang tadi menarik pergelangan tangannya itu.
“Oke, tapi gue sambil makan,”
“Iye,”

Mereka lalu mencari tempat untuk duduk yang tidak terlalu panas. Setelah menemukan tempat tersebut, teman Yuri itu mulai membuka bentonya dan memakan isinya tidak untuk wadahnya, ya.
“Buruan, nying, katanya mau nunjukin sesuatu,” Tegur temannya itu karena dari tadi ia menunggu, Yuri tidak mengeluarkan apapun, hanya diam sambil memerhatikannya makan.
“Tapi janji jangan kasih tahu siapa-siapa, hanya kamu dan aku,” Ujar Yuri pada akhirnya.
“Iya, sayangku, apaan ?” Tanya temannya itu, tidak sabaran.
Oke, terlalu panjang, mari kita ringkas. Teman Yuri tersebut bernama Okamoto Keito, gadis tomboy berambut pendek dengan muka setengah bule, padahal dia asli lahir dari Jepang. Dan jagonya bahasa Inggris.
Yuri lalu membuka ritsleting saku celananya dan mengeluarkan benda yang ia temukan di gudang olahraga tadi. Keito yang sedang asyik makan melirik sekilas benda yang berada di tangan Yuri. Ia membeku sejenak lalu dengan cepat bento yang ia sangga tadi ia letakkan di depannya dan memutar posisi ke kanan—menghadap Yuri berada dan mendelik menatap benda yang berada di tangan temannya itu.
“Kau menemukannya dimana ?” Tanya Keito, menatap Yuri dengan mendelik seakan ia tahu semua hal yang berbau benda tersebut.
“Jangan membuatku ketakutan! Kau pasti tahu suatu hal,” Ujar Yuri.
Sebelum menjelaskan sesuatu Keito mengambil botl minum yang memang sepaket dengan bentonya, membuka tutup botolnya dan meminum isinya.
“Ya. Aku tahu ini benda apa, dan sudah saatnya kau mengetahui sebuah rahasia,” Yuri mengerutkan keningnya, menatap Keito serius. Temannya satu itu memang sangat dekat dengannya, tapi dia bukan orang yang mudah bergaul. Yuri sedikit curiga, mungkin apa yang akan di ceritakan Keito selanjutnya ada hal yang berkaitan dengan diri temannya itu.
“Sebelum aku bercerita panjang lebar, aku akan memberi tahumu benda apa itu,” Lanjut Keito, “Dan mau tidak mau kau harus mempercayainya karena semua hal yang aku katakan itu memang ada,” Yuri semakin tidak mengerti dan semakin mengerutkan keningnya. Temannya ini tidak biasa mengajaknya berputar-putar ke sebuah masalah. Keito orangnya to the point.
Hai, douzo,” Yuri tak bisa mengatakan apapun, ia sungguh mati penasaran, lebih baik ia mengatakan hal sekenanya.
“Benda ini bernama Diadem. Diadem adalah benda sejenis mahkota namun bentuknya lebih kecil. Dan bentuknya menyerupai ikat kepala dengan sisi kanan kirinya lebih panjang, kepanjangannya biasanya di ukur sesuai ukuran kepala seorang Ratu. Tidak sembarang orang bisa memakai diadem tersebut karena ukuran kepala orang berbeda-beda walau hal itu hanya selisih nol koma satu senti. Kecocokan diadem di kepala dapat di ukur dengan diadem Putra Mahkota,” Yuri hendak menyela, “Tunggu! Jangan menyela! Aku akan menjelaskan lebih rinci nantinya. Putra Raja atau Putri Raja sejujurnya tak memakai diadem atau mahkota, mereka hanya menggunakan hiasan langka di kepala menggantikan diadem atau mahkota tersebut, tujuannya untuk menandai bahwa mereka keluarga kerajaan. Jika Putra atau Putri Raja tersebut sudah beranjak dewasa, yaitu tujuh belas tahun atau ke atas, mereka diperbolehkan memakai diadem, tidak untuk mahkota. Mahkota hanya di pakai untuk jabatan tertinggi. Diadem ada dua yaitu untuk Putri dan untuk Pangeran, biasanya diadem Pangeran hanya untuk mengukur kecocokan kepala diadem Putri, karena jika Putri dan Pangeran memakai diadem yang sama dan cocok mereka adalah jodoh. Dan ada alat untuk mengukur diadem Putri dan diadem Pangeran. Diadem di kepala Putri dan Pangeran tidak akan lepas walau mereka berlari atau menunduk sekalipun. Dan yang kau temukan ini adalah Diadem untuk Putri. Perbedaan Diadem Putri dan Pangeran terdapat warna permata. Permata diadem Putri bernama Kwarsa Ros yang berwarna soft pink melambangkan damai positif dan yang dominan adalah cinta. Dan permata diadem Pangeran bernama Mira yang berwarna Blood Red melambangkan gairah. Kenapa ? Karena merah dan pink adalah warna yang sangat cocok, gairah dan cinta. Tanpa gairah tidak ada cinta,”
            (Tanpa Ryosuke tidak ada Yuri, eaakkkk~~ *badumtss)
            Yuri meneguk ludahnya, mencoba merangkai imajinasi apa yang telah dikatakan Keito barusan. Otaknya cukup cerdas untuk mencerna semuanya, tapi tentu saja yang dimaksud Keito sangat mengganjal karena setahunya di Jepang bentuk pemerintahannya adalah Kekaisaran bukan Kerajaan.
            Yuri lalu mencoba memakai diadem itu di kepalanya, “Dou?”
            Keito memicingkan matanya, “Jika dilihat kau memang cocok memakainya, tapi itu belum tentu keakuratan ukurannya di kepalamu,” Jawab Keito, dan Yuri hanya menagngguk-angguk ria.
            “Oke, aku tahu kau bingung dan banyak sekali yang ingin ditanyakan. Aku akan menjelaskannya lagi,”


~~~***~~~



Hope you like it! Here, YamaChii Fanfiction! MELODY otw update! Slow update cuz I must do FINAL EXAM for Senior High School.. WML! ^^



~Arigatou Gozaimasu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar